Tadinya, musim panas selalu muram.
Lalu, dia datang dengan senyumnya yang indah.
ketika waktu mendamba detik-detik yang hangat dari matanya. Entah bagaimana, hati Katya begitu dingin ketika menepis uluran tangan dari laki-laki itu.
Kesepian pun menghantamnya.
Sepanjang La Rambla, angin menepi.
Sayap-sayapnya membawa Katya menari di antara pilar-pilar Gothic Quarter yang sunyi.
Membangkitkan rindu kepadanya,
seperti ombak kepada pantai yang menunggu.
Maka, di sinilah Katya berada kini.
Menyambut genggaman tangannya.
Di Place de Catalunya, tempat merpati bercengkerama.
Ketika matahari menyinari Barcelona.
Dia bagai musim panas yang begitu indah.
Jurnalis yang memutuskan meninggalkan dunia peliputan dan berdiam dalam dunia imajinasinya sendiri. Bahagia saat tenggelam dalam tumpukan buku dan resah jika tidak sempat menulis dalam sehari. Karya-karyanya, antara lain novel Selamanya Cinta (Bukune, 2012), Barcelona Te Amo (Bukune, 2013), sebuah cerita pendek dalam buku antologi cerpen Cerita Hati: Ini Cinta Pertama (Bukune, 2012), dan sebuah cerita pendek dalam buku antologi
cerpen Glen Fredly-20 (EnterMedia, 2015). Novel pertamanya, Selamanya Cinta, sempat dinominasikan sebagai Novel Pendatang Baru Terbaik dalam kompetisi Tulis Nusantara 2012, yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jika sedang rehat dari kegiatan menulis, waktu luangnya dihabiskan untuk traveling dan belajar fotografi.
Sila mengunjunginya di blog: falling-eve.blogspot.com, Twitter: kireinaenno, atau di Instagram: kirei_na.
Buku ini menarik perhatian saya karena settingnya Barcelona :). Ya, Barcelona yang mungkin lebih kita kenal sebagai kota tempat klub berpengaruh di Eropa berada. Tetapi buku ini tidak berbicara tentang sepakbola dan klub Barcelona FC.
Buku ini berkisah tentang Katya Sadewi, seorang pelukis yatim piatu asal Indonesia yang kuliah dan bekerja di sebuah galeri lukis di Barcelona.
Bukan tanpa alasan Katya memilih melanjutkan kuliah di Barcelona. Ada Sandra, sepupunya dan Evan, sahabat Katya dan Sandra yang menjadi alasan keputusan Katya untuk kuliah di Barcelona. Di Barcelona, Katya yang pemurung dan senang menyendiri bertemu dengan Senor Estefan, seorang kurator terkenal di Eropa. Dan dari sinilah, dunia Katya mulai berubah.
Menurut saya novel ini berbicara tentang kesetiaan, pengorbanan, dan ketegasan. Konflik yang dihadirkan cukup menarik meskipun saya menginginkan ending yang lebih "pasti" :). Untuk sebuah novel berlatar belakang kota, saya cukup yakin dengan deskripsi penulis tentang Barcelona. Kutipan percakapan dengan bahasa Katalan cukup menambah pengetahuan dan memperkaya novel ini.
Akhirnya, membaca novel ini membuat saya ingin mengunjungi Barcelona dan melihat air mancur menari. Gracias Kireina, untuk kisah cantik di Barcelona.