Amaya Jasmine Koesoemo tak pernah menduga, satu minggu bisa mengubah seluruh jalan hidupnya. Tujuh hari. Seratus lima puluh empat jam. Dan bum! Semua masa depan yang telah Amaya rancang bersama Caleb buyar begitu saja. Pertemuannya kembali dengan Dirgantara Hidayat setelah enam tahun berselang, ternyata mampu membangkitkan kembali kisah lama di antara mereka, kisah yang dulu diakhiri bahkan sebelum sempat mereka mulai. Dan kini kisah itu menuntut haknya kembali. Satu minggu business trip di Singapura.
Pertemuan tak sengaja dengan Dirga yang berlanjut dengan pertemuan-pertemuan berikutnya, dan semua kenangan di antara mereka mendesak keluar tanpa ampun. Beranikah Amaya mempertaruhkan masa depannya demi masa lalu yang belum tuntas? Meninggalkan tunangan yang mencintainya dan rencana pernikahan yang telah disusun begitu rapi hanya demi memberikan kesempatan bagi satu minggu itu untuk menjadi selamanya?
Yup! Sekali lagi novel Stephanie Zen yang sukses membuat aku memiliki cara pandang yang bari terhadap sebuah hubungan Terutama bagaimana sebagai ciptaan Tuhan, kita harus senantiasa menaruh setiap harapan kita ke dalam tangan-Nya melalui doa dan iman. Yang menakjubkan adalah sosok Dirga, yang dengan luar biasa mengambil keputusan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Namun justru itulah kunci baginya untuk mendapatkan jawaban atas doanya selama ini. We do our best, but God do the rest.