Selama ini, kebanyakan isi tulisan perjalanan di media hanyalah tentang sesuatu yang indah-indah. Kita serasa disodori brosur yang menggunakan bahasa berbunga-bunga dan foto-foto hasil rekayasa digital agar pembaca tergerak untuk mengunjungi tempat tersebut, Padahal traveling tidak selalu enak dan nyaman. Suatu tempat tidak selalu indah dan bagus. Kenangan perjalanan yang paling diingat Trinity pun bukanlah tentang keindahan arsitektur suatu bangunan atau putihnya pasir pantau, tapi pesawat yang delay atau orang lokal yang tidak ramah. Pengalaman (yang sering tidak terduga) saat melakukan perjalanan jauh lebih berwarna. Seperti kata pepatah: it’s not the destination, but the journey.
Trinity (lahir di Sukabumi, 11 Januari), adalah seorang wisatawan dan penulis yang sudah menulis 8 buku berwisata terlaris di Indonesia. Termasuk serial The Naked Traveler yang sudah mencapai seri keempat dan versi bahasa Inggrisnya. Terakhir, ia telah melakukan tekadnya RTW (round-the-world) trip atau jalan-jalan keliling dunia selama 1 tahun (Oktober 2012-2013).
Mulanya, Trinity hanya membuat catatan harian setiap kali ia berwisata. Karena dinilai lucu dan ringan, teman-temannya meminta agar tulisannya diperbanyak dan dibagikan. Sampai suatu saat, seorang teman menyarankan untuk mempublikasikannya secara daring. Mula-mula Trinity menuliskan cerita-cerita wisatanya dalam sebuah blog. Karena banyak dikunjungi orang & mempunyai banyak penggemar, akhirnya munculah gagasan untuk mencetak cerita-cerita tersebut menjadi buku (The Naked Traveler).