Bakda kehancuran di daerah Danau Ranau, seperti diturunkan Tuhan, Samin menyusuri rimba Belalau di Lubuklinggau untuk bercinta dengan kecubung dan mati untuk ketiga kalinya.
Samin adalah seorang veteran dengan riwayat lima istri. Sebuah kecelakaan di pengujung Sakban mendamparkan ia dan istrinya ke taman paling indah, sekaligus menjadi gerbang untuk memasuki kisah cinta terlarangnya dengan seorang kompeni dari Greenwich pada 232 tahun yang lalu; riwayat asmaranya dengan perawan tua mahasetia di Kayuara yang percaya bahwa suatu waktu seorang pemuda bernama Musmulikaing akan mengantar kabar keberadaan dirinya; perihal sebatang pohon tanjung yang mengolok-olok penantiannya terhadap anak bujang pembangkang yang berdikari di Aceh Besar; juga tentang bunga dan hewan yang dikirim Tuhan untuk membuat hidupnya makin penuh misteri...
Justru ketika Tuhan melemparnya ke zaman ular bertanduk dan anak-anak perempuan tetangganya menikah di Eropa, di dalam Rumah Panjang nan eksotik, Samin baru mengerti bahwa ada cinta yang lebih perkasa dari yang ia gumuli selama ini.
Dari Lubuklinggau untuk Indonesia! Karya-karya Benny adalah keseksian sebuah tema yang bernama lokalitas. –Kompas– Benny mengatur ritme pengisahan dan alur dengan takaran yang pas! –Jawa Pos– Benny Arnas telah berhasil mengemas cerita dengan indah dan cerdik. –Koran Jakarta–
Benny Arnas lahir di Lubuklinggau, 8 Mei 1983. Buku-buku cerpennya adalah Bulan Celurit Api (2010) dan Jatuh dari Cinta (2011). Ia meraih sejumlah penghargaan sastra, di antaranya Anugerah Batanghari Sembilan (2009), Krakatau Award (2010), Fiksi Terbaik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012), dan Anugerah Pena kategori Kumpulan Cerpen Terpuji untuk buku Bulan Celurit Api (2013).