Prosa lirik ini menokohkan Calon Arang bukan hanya sebagai perempuan korban. Dengan kalimat perempuan korban patriarki, jelas bahwa sang antagonis adalah pria. Diko-tomi perempuan -lelaki adalah topik utama kaum feminis: dunia ini tidak adil terhadap perempuan, karena kebudayaan dunia merupakan manifestasi penindasan lelaki terhadap perempuan- sengaja atau tidak. Suara pengarang terkadang mengajak tersenyum, tetapi selalu mengajak berfikir.