Dari Blitar, Andrea harus pindah sekolah ke Jakarta. Tapi semua anak di kelas Andrea kayaknya udah punya geng. Untung ada Icha, Brenda, dan Laras yang mengajak Andrea berteman. Plus Victo, cowok konyol yang entah kenapa suka gabung dengan keempat cewek itu.
Tapi belum apa-apa Andrea sudah dimusuhi geng cewek populer: Risa, Aida, dan Pinky. Soalnya, Satya--cowok paling cool di sekolah--pedekate pada Andrea.
Semua itu masih ditambah dengan munculnya hantu Rita, kakak Risa, di sekolah, yang hanya bisa dilihat Andrea. Rita meninggal karena tabrakan di depan sekolah dan "perselingkuhan" Satya-lah yang dituding sebagai salah satu penyebab. Tapi gara-gara bisa lihat hantu, tiba-tiba Andrea jadi cewek ngetop!
Andrea dan teman-teman jadi heboh saat tahun ajaran berakhir. Mereka mempersiapkan kostum buat promnite. Tapi, siapa sih cowok yang akan jadi pasangan mereka? Soalnya Andrea cs kan masih jomblo.
Andrea dan teman-teman mau banget jadi pasangan Satya, tapi ternyata Satya hanya suka pada seorang cewek. Siapa ya? Lalu Victo juga pedekate pada siapa sih?
Pendosa adalah novel perdana Esi Lahur yang memiliki nama asli Maria Theresia Lahur. Novel ini terinspirasi dari pengalaman hidup penulis yang pernah menempuh SMA di Blitar, tinggal di asrama yang dikelola suster Katolik, dan mengalami masa kuliah yang kebetulan bertepatan dengan penggulingan Orde Baru.Lahir di Jakarta, 3 Oktober 1977, Esi adalah sarjana antropologi FISIP Universitas Indonesia (2001) yang kini bekerja sebagai wartawan di Tabloid Olahraga BOLA.Ketertarikan Esi pada dunia tulis-menulis sudah muncul sejak kecil. Waktu SD, pernah menulis di majalah Paroki Kristus Salvator, Petamburan, Jakarta, yang bernama Tambur.Saat kuliah, Esi mengikuti mata kuliah Penulisan Populer dengan dosen Ismail Marahimin yang membuatnya gemar menulis cerpen. Pengaruh mengikuti mata kuliah itu besar bagi Esi, karena cerpen pertama yang dikirimnya ke majalah Femina, Pengantinku menjadi juara pertama Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2000. Sejak itu sejumlah cerpennya dimuat di majalah Femina dan Bobo.Kegemaran melakukan perjalanan ke sejumlah daerah di Indonesia digabungkan dengan kesenangan menulis menghasilkan novel Pendosa.