Tidak ada diagnosis pasti mengapa anak terlambat bicara. Menurut Stephen Pinker, â€..."bicara dan berbahasa†seharusnya instingtif: anak tidak perlu diajari bicara, dia akan berbicara bahasa-di mana ia tinggal dan mendengar. Otak berperan penting sebagai â€..."dalang†atau â€..."dirigen†yang memberi instruksi organ wicara. berujar dan berbahasa. Dengan demikian, gangguan neurobiologis otak dapat mengganggu kelancaran bicara dan berbahasa, utamanya pada anak.
Bidang neurobiologis ini masih relatif baru, menyebabkan orang tua dengan anak kesulitan â€..."bicara dan berbahasa†kesulitan mendapat diagnosis pasti. Kesimpulan pemeriksaan berbeda satu dengan yang lain: mulai dari normalâ€â€tidak ada disorder, gangguan oral mptor, disintegrasi sensori, spektrumautistik, Attention Deficit Disorder, Pure Disphatic Development,dan Central Auditory Processing Disorder.Pemeriksaan dokter anak biasanya adalah pemeriksaan kelengkapan imunisasi, tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala anak; jarang memerhatikan apakah pencapaian kemampuan bicara dan berbahasa anak â€..."normal†pada usianya.
Studi kasus anak kesulitan bicara pada usia 18 bulan mengalami regresi/kemunduran pengucapan kata makin sedikit, serta berbagai faktor yang berhubungan dengan penyebab keterlambatan bicara; perkembangan bicara yang normal pada anak usia 18 bulan hingga 7 tahun; gangguan perkembangan bicara dan kondisi yang menyertai, dan orang tua perlu konsultasi pada ahli; mekanisme speech therapy dan contoh program occupational therapy, physiotherapy,dan art therapy,serta membahas peran otak dalam bicara dan berbahasa.
Etty Indriati, Ph.D., lahir di Surakarta tahun 1963 dan menyelesaikan pendidikan preuniversitasnya di kota yang sama. Tahun 1987 ia lulus dari Fakultas Kedoktoran Gigi Gadjah Mada dan tahun 1988 mulai bekerja di Fakultas Kedokteran Universsitas Gadjah Mada hingga kini, sebagai Lektor Kepala di bidang antropologi biologi. Pendidkan Master dan Doktoral dalam bidang antropologi didapat dari the University of Chicago , Chicago, USA. Publikasi ilmiahnya diterbitkan di Amerika, Jepang, Prancis, Australia, dan Indonesia, antara lain dimuat oleh American Journal of Physical Antropology, Academie de Sciences, Proceedings of the National Academy of Sciences, Berkala Ilmu Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dan Departemen Pendidikan Nasional. Ia diminta menjadi editor berbagai berkala ilmiah, antara lain: Journal of Human Evolution, Antripology Science, dan Berkala Ilmu Kedokteran.