Buku ini merupakan "perjalanan hidup (penulis), yang berisikan pengalaman, pengamatan dan rekaman dari beberapa pembicaraan yang tua-tua". Judul buku ini sebenarnya merupakan julukan yang diberikan kepada penulis saat masih mahasiswa. Artinya kira-kira: "raja miskin". Julukan ini diberikan karena memang tak pernah punya duit, tapi penampilan selalu keren. Ia kemudian menjadi Direktur Perkebunan II Tanjung Motawa dan Direktur Komersial dan Umum PT Perkebunan IX Medan. Kegigihan untuk mematahkan hapogosan dituliskan dari pengalaman kehidupan orang-orang di sekitar kehidupannya. Kecuali itu buku ini juga mengungkapkan acara-acara Batak yang berhubungan dengan adat dan kemasyarakatan. Itupun menurut pengalaman yang dijalaninya. Ia sampai pada kesimpulan bahwa ada Batak tak ada. Yang ada adalah adat Samosir, adat Toba, adat Humbang dlsb. "Setiap menghadiri acara adat, selalu dijumpai hal berbeda pada kegatan yang sama. Semua keadaan ini saya nilai merupakan bagian dari hapogosan," katanya.