"Waktu menjadi jumpalitan dalam cerpen Anton Kurnia. Namun demikian, jumpalitan sang waktu hanya terjadi dalam benak Ini sangat menarik"
--Bakdi Soemanto, kritikus sastra dan redaktur Jurnal Cerpen Indonesia, tentang cerpen Insomnia.
Selain cerpen-cerpen bertema cinta yang gelisah dan kesunyian manusia, sebagian cerpen dalam buku ini menyiratkan rasa simpati pengarangnya terhadap mereka yang menjadi korban dalam sejumlah peristiwa kelam di berbagai belahan bumi, dari Aceh sampai Argentina: orang hilang, pembantaian yang dilupakan, perkosaan atas nama perang.