Dengan ingatan yang payah, saya tulis juga sepotong bait dari satu puisi terkenal Taufik Ismail. Dan hanya ini yang bisa saya ingat dari kumpulan puisinya itu, Tirani dan Benteng.
"Di antara kita/aku tarik sebuah garis lurus/dari sana jarak pun terbentang/memisahkan kau dan aku"
Saya yakin, bukan seperti ini puisi itu adanya. Tapi, sekali lagi saya betul-betul lupa. Yang jelas, bagi saya, puisi Taufik Ismail itu adalah salah satu, untuk tidak menyebut satu-satunya, puisi yang melukiskan kecenderungan kita-mereka, kami-kalian, in group dan out group. Puisi itu, agaknya, bisa mewakili sikap kita selama ini untuk melihat segala konflik sebagai kita dan mereka.
Saya bicara seperti ini, setelah saya kembali menemukan hal itu dalam sebuah buku. Mereka Bilang Aku Kafir adalah sebuah kisah nyata yang dituangkan dalam bentuk novel. Lucunya, meski memakai nama-nama samaran sekali pun, saya tahu aliran sesat yang diceritakan di situ, juga pesantren mereka yang disamarkan di dalamnya. Dan saya yakin, cerita yang disuguhkan penulis buku itu memang benar, terjadi apa adanya di tengah kita.
Selama ini, kita sering merasa ragu-ragu, seolah-olah tidak percaya bahwa ada orang-orang yang menghalalkan darah-darah kaum muslimin hanya karena tidak satu keyakinan dengan mereka. Mereka itu ada di sekitar kita. Mereka shalat, puasa, berzakat dan mengenakan identitas-identitas Islam yang
... Baca Selengkapnya