Jo bersikeras untuk menjadi pemain hoki es profesional. Bersama kedua pamannya, Albert dan Alex, dia berhasil mewujudkan impiannya, terpilih di NHL Profesional Draft dan menjadi pemain termuda dengan bayaran tertinggi di dunia.

Sekian lama Jo berhasil menutupi karir barunya hingga akhirnya sang ayah pun tahu jika Jo akan dikontrak menjadi pemain profesional. Ketika sang ayah memintanya untuk mengundurkan diri dari daftar pemain inti The New York Rangers, Jo menolak keras. Dia berontak dan tidak ada satu orangpun yang mampu mematahkan ambisinya kecuali Harry Stewart.

Harry, Si Gembel Tua misterius berhasil mencuci otak Jo. Dia menyadarkan pemuda itu tentang pentingnya makna 'Berbakti Kepada Sang Ayah' dan makna 'Takdir' yang sesungguhnya. Jo pun rela melepas karir hokinya demi sang ayah. Namun ada satu karir yang telah dia idamkan sebelumnya: menjadi seorang arsitek profesional. Master Business Administration setelah karya arsitekturnya berhasil mencuri perhatian seorang pengusaha kaya dan memperoleh penghargaan tertinggi yang membuat dirinya memperoleh beasiswa untuk keduakalinya.

Lembar baru kisah cinta Jo berlanjut ketika dia kuliah tingkat master di Yale School of Architecture. Dia bertemu dengan Lee Shine Hyori dan Julia Missonier. Shine, putri seorang Duta besar A.S. untuk Korea Selatan, berusaha keras untuk membuat Jo jatuh cinta padanya. Pada awalnya Jo sangat membenci Shine, karena gadis itu terkenal sangat sombong dan memiliki kepribadian yang sangat menyebalkan. Namun keagresifan Shine mampu menaklukkan hati Jo, walaupun Shine harus bersaing ketat dengan Julia Missonier.

***

Pilihan Cinta Jo menuturkan banyak hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Bahkan dengan detail yang begitu lengkap sehingga pembaca akan sulit meraba apakah novel ini memang sebuah kisah nyata atau fiksi semata.
Irvan Sihombing, metronews.com

Ketika seseorang sudah menemukan passion-nya walaupun dia masih sangat muda, maka passion tersebut harus dipupuk dan diperjuangkan. Karena dari passion itulah kita bisa mengukir masa depan yang gemilang. Keyakinan itulah yang dimiliki oleh Jo.
Sis Cotello, Program Director Radio Mustang 88 FM