"Kumis Kang Mamang sengaja diciptakan oleh Tuhan dengan bentuk jabrik dan kaku seperti itu lantaran Tuhan juga menciptakan banyak upil di hidungnya. Nah, kumis itu gunanya sebagai bendungan upil agar tak berjatuhan. Jadi kumisnya harus keras dan kaku, supaya kuat menahan beban upil yang bertumpuk-tumpuk di bolongan hidungnya,” jawabku asal-asalan.

“Kenapa Tuhan menciptakan upil, ya?"

*

Sudahkah bisa Anda bayangkan ini jenis cerita macam apa gerangan, yang saya kutip dari judul “Kisah Kecil tentang Upil”?

Bagaimana jika Anda masih harus menghadapi disiplin Umbelogi? Ya, Umbelogi! Anda tak salah baca, ini adalah ilmu tentang umbel.

Sudah kesal? Jengkel? Emosi? Pengin ngamuk?

Tahan, tahan, ini belum seberapa, lho. Masih berjubel kisah mengesalkan lainnya. Jangan terkecoh dengan judul yang unyu nan mendayu, misal "Kisah Kecil tentang Cinta" hingga "Bloomy Birthday". Kayak nggak tahu Embah Nyutz aja....

Saran saya buat Anda: pertama, jauhi saja buku ngeselin ini. Anda aman. Tapi jika Anda masih hendak membaca buku ini, ingat ini, kedua, jangan pasang ekspektasi sastrawi dan moral ideologis apa pun, ya, agar tak kecewa. Anda sebaiknya punya dalih lain untuk pilihan kedua tersebut, misal "pengin tambah kesal sama Embah Nyutz" atau "memang pengin melakoni hari-hari yang ngeselin" atau lagi gatal pengin misuh, “telek....telek....telek, Mbah....!!!"


Edi AH Iyubenu, orang yang kesal banget sama Embah Nyutz.