7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
66 Hari Bersama Soeharto Dari Perspektif Kepemimpinan (Soft Cover)
oleh Tanri Abeng

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN13 : 9786020280509
Tanggal Terbit : 15 Februari 2016
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Elex Media Komputindo
Halaman : 168
Dimensi : 140 mm x 210 mm



Deskripsi:

Saya tidak perlu malu mengagumi Pak Harto.
Dialah sang manajer sejati. He is number one.
Budaya Jawa yang diusung Pak Harto, Hasto
Broto khususnya, luar biasa bermanfaat dalam
mengelola Indonesia. Meskipun begitu, Pak
Harto mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah system behind him sebagai orang
Jawa. Di balik sistem itu ketika seseorang telah berhasil, dia menganggap Republik
adalah miliknya. Anak-anak dan lingkarannya boleh saja mengambil peluang lebih dari
yang lain. Cara pandang seperti itu, menurut saya tidak benar. Banyak orang mengatakan
kalau sudah menyangkut anak-anaknya, selalu nggak boleh ada yang melawan. Namun,
kok saya melawan? Dan, Pak Harto tak apa-apa kok! Jadi saya heran, apakah karena
sudah krisis atau memang dahulu tidak ada yang melawan.
Meskipun hanya 66 hari saya bersama Pak Harto, saya dapat merekam sisi kepemimpinan
beliau sampai detik-detik lengser Keprabonnya. Sampai kini kemelut 1998 masih menjadi
misteri yang sebagian bisa diungkap dan sebagian lagi masih terselubung dalam tataran
praduga. Saya yakin Pak Harto telah berlapang dada dan bebas dari dendam. Ini terbukti dari
tulisan di pintu gerbang pemakamannya di Astana Giri Bangun yang mengutip dari syair
tembang Pucung yang berbunyi: Trimo Yen Ketaman Sirik Sameng Dumadi. Lilo Kelangan Ra
Gegetan. Tri Legowo Ing Bathoro. (Berlapang dada dan membebaskan diri dari rasa dendam
atas kesyirikan dan caci maki orang lain. Ikhlas kehilangan tanpa rasa menyesal. Membangun
kebersihan hati untuk senantiasa berpasrah diri kepada Allah Swt.)
Filosofi yang lazim berkembang di masyarakat Jawa ini dapat diartikan sebagai bentuk
jawaban Pak Harto atas perlakuan kurang baik dari sebagian kalangan menjelang krisis
politik pada tahun 1998. Ia menyikapinya dengan rasa tanpa dendam dan tanpa rasa
penyesalan atas semua kebijakan dalam masa kepemimpinannya, karena menyakini apa
yang diputuskan didasarkan atas pertimbangan yang tepat, dan beliau menyerahkan
semuanya pada keadilan Ilahi. 


Kategori dan Rangking Bestseller:
#102 di Buku > Sejarah

Buku Lainnya oleh Tanri Abeng:
Halaman 1 dari 1
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Tanri Abeng
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Tanri Abeng
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Tanri Abeng
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Tanri Abeng
Stock tidak tersedia

Pelanggan yang membeli buku ini juga membeli:
Halaman 1 dari 1

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda