Tingginya angka perceraian keluarga muda dan meningkatnya perkawinan usia dini pun menambah kerisauan saya. Dunia pendidikan yang mestinya bisa menjanjikan harapan untuk memberikan kontribusi besar bagi pola pikir anak, ternyata saat ini tidak banyak membantu generasi muda tampil menjadi lebih baik. Terutama sisi akhlak, mereka tidak tumbuh menjadi manusia yang berkarakter. Itulah yang memotivasi saya untuk mencari apa saja yang menyebabkan permasalahan itu untuk ditulis dalam buku ini.
Kesantunan, etika, dan adab Islami di kalangan muda pun seakan menguap entah ke mana. Padahal, suatu bangsa yang besar akan tampak dari peradaban masyarakatnya yang baik. Modernisasi bukanlah kambing hitam dari masalah ini, sebab kontribusinya hanya sedikit saja. Kita pun tidak bisa menyalahkan perubahan zaman hanya karena anak-anak kita menjadi larut dan rusak. Pasti ada faktor lain yang sifatnya sistematis dan sangat mendasar. Akibatnya, kebiasaan anak menjadi terpola dan terpuruk dalam lingkungan yang buruk, sehingga kualitas masa depannya terancam suram di tengah kancah masyarakat yang semakin modern.
Saya harapkan, setelah buku ini sampai ke tangan pembaca, mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk memperbaiki kondisi anak-anak kita yang memang sepenuhnya tanggung jawab kita. Terlebih sebagai seorang ibu (wanita), Allah Swt amanahkan janin yang tumbuh dalam rahim kita. Marilah kita memeliharanya dengan kasih sayang, cinta tanpa syarat, dan mendidiknya dengan pendidikan yang terbaik.