Gaya hidup kuliner 12 juta masyarakatnya yang sangat aktif, telah menempatkan Jakarta sebanding dengan kota-kota besar di dunia lainnya, seperti New York, Berlin, Singapura, dan Los Angeles. The vibrant culinary scene of Jakarta, home to its 12 million of inhabitants has put Jakarta on a stature similar to New York, Berlin, Singapore, and Los Angeles. Tetapi apakah yang membuat iklim kuliner di Jakarta berbeda dari kota besar lainnya? Jawabannya adalah “street food” khas Jakarta yang kaya rasa. But what makes our city’s gastronomical climate different from others? The answer lies in our myriad delectable selections of street food. Keberagaman kuliner yang tersaji di Jakarta sebagai ’melting pot’ dari banyak suku dan bangsa dunia, adalah jejak sejarah Jakarta sebagai kota pusat perdagangan terbesar dan terpenting di abad ke-16 hingga ke-18. Inilah buku pertama tentang street food di kota Jakarta yang ditulis oleh seorang chef dalam edisi dwibahasa Indonesia dan Inggris. Culinary diversity that one finds in Jakarta is an undeniable proof that Jakarta is a “melting pot” of many ethnicities and cultures that since 16th – 18th centuries had been the epicenter of the global spice trade. We present you with the first ever book about Jakarta Street food written by a chef in English and Indonesian.