Seingat Anda, kapan bangsa ini terakhir kali butuh pada sosok Kiai, Santri, dan Pesantren? Bagaimanapun, Kiai, Santri dan seluruh elemen Pesantren—yang lebih identik disebut sebagai kaum sarungan—memiliki andil besar dalam perjalanan sejarah Indonesia, bahkan sejak sekian abad ketika negara tercinta ini belum berdiri. Pesantren rintisan para Kiai adalah lembaga pendidikan alternatif yang lebih menomorsatukan pembentukan karakter dan penguatan moral dari pada sekadar kecerdasan intelektual yang kerap tidak emansipatoris dan memuliakan manusia. Anda tahu, setiap pembangunan yang berorientasi fisik selalu membawa pergeseran nilai-nilai bagi segenap elemen masyarakat. Dan, yang paling terasa adalah kebersamaan berganti keakuan, kerukunan berganti intoleransi. Salah satu kekhasan Islam Indonesia yang tidak ada di belahan dunia lain adalah kaum santri, kaum sarungan. Hal ini bukan semata karena tiap tahun lebih dari empat juta anak belajar di Pesantren, dan lebih dari enam juta lainnya belajar di Madrasah Diniyah yang rerata menjadi bagian dari Pesantren, tetapi lantaran santri adalah identitas yang akan terus dibawa dan dibela sampai mati. Buku ini sengaja kami susun—untuk pemula dan atau orang-orang yang ingin mengenal Pesantren dengan segala tradisi dan khazanahnya—dalam bahasa tutur yang ringan, berbentuk esai, tidak secara akademis yang ketat dan berhamburan referensi yang nantinya justru memberatkan untuk para pemula. Namun demikian, karya ini tetap bisa dipertanggugjawabkan secara ilmiah. Semoga kehadiran buku ini menjadi jawaban bagi segala tanya tentang agama, khususnya dunia Pesantren yang belakangan ini banyak mengalami pergeseran nilai-nilai oleh karena cap negatif dan pelabelan yang sempit di sisi lain. Tak ada yang sempurna dan sakral selain Allah, begitu juga dengan buku ini, akan tetapi mudah-mudahan, tamasya Anda dengan buku Peradaban Sarung ini (sekalipun tersesat) akan tersesat di jalan yang benar.