Kanak-kanak bermasa ceria. Penuh tawa. Bahagia. Bukankah kebanyakan dari kita ingin kembali ke masa itu. Masa di mana hidup kita tak peduli akan beban. Penuh sukacita. Sementara mereka? Mereka justru sibuk berlari dari kenyataan pahit di masa kecilnya. Anak-anak ini adalah luka. Mereka menderita. Tubuh mereka menggelepar karena lapar. Mereka kehilangan semua. Mereka tertawan tirani. Terancam dan bersimbah duka. Berlinangan air mata. Rasakan luka. Terbunuh. Tapi mereka sungguh berani. Lihatlah bagaimana tangan-tangan mungil itu bergerak mengayunkan ketapelnya. Melemparkan batu. Menodongkan garpu. Menyembunyikan tatapan sayu. Sementara musuh mereka berbicara dengan meludahkan peluru. Tak mudah memang menjabarkan pada semesta, tentang apa yang mereka rasakan. Sebab kita hanya bisa membayangkannya. Tapi, mari menjelmakan rasa cinta yang kita miliki dengan tindakan nyata.