Herman adalah mahasiswa kedokteran hewan yang lebih suka naik gunung ketimbang terlibat dalam urusan organisasi mahasiswa atau berada di suatu pesta. Saat dirubung gadis-gadis karena kemahirannya menyanyi, dia merasa mereka terlalu merepotkan. Lalu, dia bertemu Cecilia Ambarwati, aktivis kampus yang dianggap sering memperlakukan lelaki sebagai bawahannya untuk mencapai tujuan politisnya.
Ambar dijodohkan oleh ibunya dengan Susanto, dosen kimia yang dikenal galak dan kaku. Ambar dan Herman sebenarnya saling tertarik, bahkan bapak Ambar senang bergaul dengan Herman. Hanya saja keraguan melanda keduanya. Setelah lulus, Herman bekerja di Timor. Dia memilih hidup menyepi: merenung di padang, mabuk, dan mengurusi hewan-hewan, terlepas dari kenyataan bahwa warga setempat menghormatinya.
Namun, dia juga bergaul dengan beberapa pemuda setempat yang telah mendapat pengaruh gaya hidup kota besar dan perantau yang juga bekerja di sana. Perantauan memang membuka mata terhadap banyak hal. Sekelompok mahasiswa peneliti ekonomi mempertanyakan kesenjangan sosial padanya, padahal dia sama sekali tak tahu.