Hari ini semesta berkontemplasi Pemuda itu duduk di sebelah gadis kecil dan semesta dengarkan apa yang mereka harus katakan tentang hujan tentang mengapa langit berawan tentang kesedihan tentang analogi-analogi yang tidak masuk akal Hari ini semesta berkontemplasi Pemuda itu guratkan luka di hati gadis kecil seiris saja seujung jari saja kecil saja namun cukup untuk memperingatinya Hari ini semesta berkontemplasi Jangan menangis lagi
Buku ini... sangat-sangat berbau anak remaja, terlihat dari pemilihan kata dan juga perangkaiannya. Ini opini saya, tetapi selama membaca buku ini saya merasa sangat-sangat bosan. It is not interesting at all. Cerita daripada buku ini di hadirkan dari sudut pandang orang pertama si perempuan. Jadi... si perempuan banyak mengekspresikan kata-katanya dalam bentuk kata yang lumayan... keremajaan? mungkin? saya tidak tau kata yang tepat. Bilang saya laki-laki yang tidak memiliki masa percintaan remaja, tapi inilah opini saya. Buku ini membosankan untuk saya baca karena kebanyakan dari isi buku ini perasaan mengenai seorang perempuan yang rindu dengan laki-laki pujaannya, pembicaraan singkat mereka , dan pembicaraan tambahan dengan karakter tambahan. Jujur saya tidak membaca habis karena tidak sanggup lagi baca. Membaca buku ini seperti menonton film datar yang tidak memiliki klimaks atau film yang aktornya cuma berbicara tentang perasaannya didepan layar. Ini cerita pendek yang saya tidak suka karena terlalu bertele-tele akan perasaan rindu dan sebagainya. Mungkin buku ini emang tidak cocok untuk saya, namun saya suka rangkaian kata-katanya jadi... 2/5.
NB : Kalau menurut kamu yang komentar ini orang usia 30 tahun keatas, itu salah, saya masih usia 18 tahun hehehe.