7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
Manusia Istana (Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 6022910471
ISBN13 : 9786022910473
Tanggal Terbit : 4 Maret 2015
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka
Dimensi : 135 mm x 205 mm



Deskripsi:

Dalam dunia politik, kata-kata bergulir, beredar dan mengelilingi meja-meja pengambil keputusan dalam makna yang sangat mentah. Tiada kemasakan, tak ada kedalaman, tanpa nuansa. Semua bahasa berkata secara pragmatis dengan maksud yang sangat praktis. Tiada lagi keindahan, estetika, hingga dalam cara berpolitiknya. Kultur dalam politik kian miskin, hingga pada tahap ia tidak lagi menjadi dasar (fundamen) bahkan dihindari dalam semua permainan politik yang dimainkan. Bahasa telah selesai, sebagai penyampai kearifan, kebijaksanaan, atau pengertian yang tentang universe dari kehidupan politik itu sendiri. Di titik itu, apa yang dibutuhkan oleh politik, oleh kebebasan berbicara, oleh nafsu menciptakan kebenaran-kebenaran subjektif itu, mungkin, adalah sebuah puisi. Puisi bukan sebagai sebuah apologi, atau narsisme dalam bahasa, namun sebagai ajakan bagi politik-dunia, sistem, kultur dan para aktivisnya-untuk kembali pada permainan simbol yang elegan, khususnya dalam bahasa. Bagaimana bahasa adalah perangkat pertama yang membuat kita menjadi makhluk berbudaya, man of culture, mendorong kita untuk melihat universe dari sebuah simbol linguistik, juga simbol-simbol politik.


Kategori dan Rangking Bestseller:

Tentang Radhar Panca Dahana:
Radhar Panca Dahana menulis beberapa buku esei, puisi, cerita pendek, dan drama. Setelah melanjutkan studinya di Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, Paris, ia mengajar di Jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia. Kini ia tinggal bersama istri dan seorang anaknya di Jakarta.



Buku Lainnya oleh Radhar Panca Dahana:
Halaman 1 dari 1
(Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Linda Christanty
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana, Widyartha Hastjarja, Diyan Bijac
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana
Stock tidak tersedia

Pelanggan yang membeli buku ini juga membeli:
Halaman 1 dari 1
No Image Available
(Soft Cover)
oleh James Marcus Bach
Rp. 39.000
Rp. 31.200
Stock di Gudang Supplier
(Soft Cover)
oleh Azti Arlina
Rp. 32.000
Rp. 25.600
Stock di Gudang Supplier
(Soft Cover)
oleh Andrew Fowler
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh mochtar Pabottingi
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Mahfud Ikhwan
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Radhar Panca Dahana
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Laksmi Pamuntjak
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Richard. C Morais
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Wisnu Nugroho
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Agnes Arina
(2)
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Butet Kartaredjasa
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Ahmad Syafii Maarif
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Seno Gumira Ajidarma
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Ratih Kumala
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Dorothea Rosa Herliany
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Pradnya Paramitha
(1)
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Mahardhika Zifana
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Soleh Solihun
Stock tidak tersedia

Review Konsumen:
5 100%
4 -
3 -
2 -
1 -
5.0
1 Review
Tulis Review Anda
Politisi Membaca Puisi
oleh Udji Kayang A.S. pada Rabu, 9 Maret 2016
Radhar Panca Dahana menulis puisi itu biasa. Tapi, kalau politisi membaca puisi? Dalam buku kumpulan puisi Manusia Istana, Radhar memilih keputusan yang kurang populer, yakni meminta endorsement dari politisi, alih-alih sastrawan beken. Beberapa politisi kondang yang berkenan memberi endorsement di antaranya: Anas Urbaningrum, Rizal Ramli, Muhaimin Iskandar, Mahfud M.D., Wiranto, dan yang paling panjang (6 paragraf) dari Pramono Anung Wibowo.

Keputusan Radhar tersebut patut dicurigai, ia memaksa para politisi itu membaca puisi. Sebelum memberi endorsement, seyogyanya endorser (yang notabene politisi itu) membaca dulu naskah yang akan diberikannya apresiasi. Komentar paling polos hadir dari Pramono Anung Wibowo, “Terus terang, saya sempat ragu ketika diminta menulis komentar untuk buku ini. Dengan background yang jauh dari dunia sastra, saya merasa kurang pas untuk membuat komentar sebuah buku karya penulis hebat sekaliber Mas Radhar... Apalagi, saya tak memiliki pemahaman yang mumpuni tentang puisi.”

Komentar lain yang menarik datang dari Muhaimin Iskandar. Ia sadar betul bahwa puisi-puisi Radhar dalam Manusia Istana menyoroti politik. Muhaimin Iskandar, saking penasaran, sampai menuliskan, “membaca puisi-puisi sampean menggairahkan untuk semakin berbuat dan mencari di mana aku berada dalam semua episode itu... Sebagian lokasi, cerita dan episodenya seolah saya sudah pernah ada di dalamnya.” Pembaca bisa mencari-cari, sekiranya di puisi yang mana Radhar ... Baca Selengkapnya
Apakah review ini bermanfaat bagi Anda?
Tulis Review Anda