Maryam binti Imran, satu-satunya wanita suci yang namanya diabadikan sebagai nama surat ke-19 dalam Al-Quran, yakni Surat Maryam. Kelahirannya bagaikan kejora pada langit malam yang bersinar di tengah kemaksiatan kaumnya sendiri. Kesucian diri membuat Allah SWT memilih menitipkan janin Isa Al-Masih ke dalam rahimnya.

Sayangnya, Bani Israil meragukan kesucian Maryam karena ia tidak memiliki suami. Fitnah dan hinaan menghujaninya. Padahal, Allah SWT telah berfirman demi menjamin kemuliaannya atas setiap wanita di dunia pada masa itu. Ia pun harus mengungsi dan melahirkan Nabi Isa AS seorang diri. Buku ini mengajak kita menyelami keluhuran budi pekerti, kekuatan iman, dan keikhlasan hati Maryam dalam menghamba kepada Allah SWT. Tabiat tersebut membuat Maryam tetap menjadi berlian, meskipun didera berbagai cobaan. Semakin diasah, semakin bersinar. Semakin diuji masalah, semakin meningkat ketakwaannya. Karena itu, buku ini dapat dijadikan acuan untuk meneladani akhlak Maryam bagi para wanita, baik sebagai seorang anak, istri, maupun ibu.