Sebagian orang menilai bahwa tahlilan, Maulid Nabi, dan tawasul adalah amalan bidah. Tidak memiliki tuntunan dalam Islam. Karena itu, seharusnya semua itu ditinggalkan. Hadis Nabi “Setiap bidah adalah sesat” sering dijadikan dalil untuk menguatkan penilaian bidah tersebut.  Tepatkah penilaian itu? Benarkah amalan-amalan tersebut tidak memiliki tuntunan dalam Islam?  Secara tegas dan meyakinkan, buku ini membantah. Dimulai dari penjelasan secara menyeluruh tentang “bidah”, lalu pengulikan yang mantap tentang hadis “Setiap bidah adalah sesat” yang kerap dijadikan dalil untuk membidahkan, hingga pada intinya: pendedahan secara komprehensif tentang tahlilan, Maulid Nabi, dan tawasul; dibedah secara bahasa, secara istilah, lalu ditinjau dari sisi nas-nas dan pendapat-pendapat bernas. Uraian dan ulasan buku ini sangat membantu umat Islam memahami dasar dan landasan amaliah keseharian mereka,  terutama warga nahdliyyin yang kerap menjadi sasaran pembidahan. Dengan membaca buku ini, mereka diharapkan tidak goyah atas tuduhan bahwa mereka mengamalkan bid’ah dhalalah, bidah yang sesat. Dan tidak hanya itu, secara mudawamah  (consistent dan persistent) mereka akan terus melaksanakan amaliah-amaliah tersebut.

*****

Buku yang layak dibaca dan perlu dimiliki sebagai benteng menghadapi gerakan pembidah yang sangat gencar melancarkan aksinya di Indonesia ini. -- DR. (HC) KH. Ma`ruf Amin Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI)