Ketersediaan | : | Stock tidak tersedia |
Format | : | Soft Cover |
ISBN | : | 6027428058 |
ISBN13 | : | 9786027428058 |
Tanggal Terbit | : | September 2016 |
Bahasa | : | Indonesia |
Penerbit | : | Serambi |
Halaman | : | 373 |
Dimensi | : | 140 mm x 210 mm |
Awal musim semi tahun 1581. Pasukan sekutu Oda dan Tokugawa menyerang dataran rendah negeri Kai. Klan Takeda tersingkir. Wilayah paling gemilang diantara empat wilayah selama 26 generasi sejak Shinra Saburou itu pun terpuruk dalam kecamuk. Desa-desa terpencil maupun kota-kota dilanda kekacauan besar.
Banyak samurai berdedikasi tinggi hidup tanpa majikan. Dalam situasi hidup tak menentu itu, sayup-sayup mereka mendengar kalau masih tersisa sebutir benih keturunan langsung dari Klan Takeda. Reputasi kecerdasan dan tampan dari Pendeta Kain Sen di Kuil E Rin kian menarik simpati para samurai ke sosok pangeran ini. Dialah Inamaru, cucu Takeda Shingen, yang disebut-sebut sebagai Dewa Kesatria.
Pangeran Inamaru terus diburu. Perampok gunung hingga perampok Perahu Pahan berlomba mengejar hadiah besar untuk kepala Inamaru. Para samurai dan pendeta pun tak tinggal diam. Kejadian demi kejadian, secara terencana maupun kebetulan, mempertemukan mereka dalam misi penyelamatan. Siasat terpendam, penyamaran, dan konflik para ahli tombak, panah, seruling, tongkat besi, hingga telapati dan taktik militer dikisahkan semakin tersatu dalam kesamaan tujuan. Akankan bendera berlambang kotak trapesium milik keluarga Takeda ini berkiblat?
Jauh dari sekedar kisah petualangan dan aksi persilatan, novel besutan Eiji Yoshikawa ini menyuguhi kita akar dan makna terdalam dari kesetiaan zaman samurai. Makna simbolik dari tempat, benda, disiplin, keberanian, dan harakiri yang hingga kini menjadi rahasia kemajuan bangsa Jepang.