Napas Samara semakin memburu. Matanya membelalak. Ia tak paham arti dari bisikan parau itu. Suaranya begitu menakutkan dan membuatnya bergidik. Sekujur tubuhnya menegang dialiri hawa dingin yang membekukan tulang. Dengan segenap tenaganya, Samara berusaha berlari. Bunyi stiletto yang beradu dengan lantai marmer seolah menggenapi ketakutan Samara malam itu.
Apa yang sesungguhnya terjadi?
Ke mana perginya perempuan tua renta yang selalu mengikutinya?
Sulit bagi Samara dan Bisma untuk menyembunyikan kekaguman saat memasuki lobi apartemen. Semua material berkualitas nomor satu. Kokoh. Berkelas. Dan angkuh. Namun, tak pernah disangka, apartemen megah pemberian Lea–bos Samara di kantor–menyimpan sejuta misteri. Perempuan tua renta. Cermin-cermin. Bisikan-bisikan parau. Semuanya terus menemani langkah Samara mengarungi hidup di antara limpahan materi dan misteri. Sampai kapan Samara bertahan dalam apartemen 666-nya itu?
Pertama buka web ini buat cari buku, kepincut sama novel ini. Entah kenapa pengen aja beli dan baca (padahal gk begitu suka horor).
Pas udah baca, awalnya bosenin, ceritanya cuma tentang Samara yang disuruh mengundurkan diri dari kantor, terus menghadapi masalah banyak banget karena ekonominya kurang. Tapi pas sampai tengah....
FYUH....
Klimaks dan endingnya bikin aku kaget.... Suwer. Ceritanya diluar perkiraan. Apalagi pake gaya yang bikin pembaca juga harus berpikir. Antara Leana, atau Nyi Mas Ayu yang harus dipilih oleh Samara agar hidupnya tenang?