7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
Insya Allah Saya Akan Hidup Sampai Usia 93 Tahun (Soft Cover)
oleh Anies Soengkar

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 6027926589
ISBN13 : 9786027926585
Tanggal Terbit : April 2021
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Mizan



Deskripsi:

Anies Soengkar adalah salah satu “keajaiban” yang menjadi bukti ke-Mahakuasa-an Tuhan. Pada bulan Maret tahun 2014 ia divonis dokter mengidap kanker paru-paru stadium 4 dan usianya divonis tak akan lebih dari enam bulan. Namun, kenyataan membuktikan bahwa vonis itu meleset. Anies masih hidup, bahkan kian sehat, ketika ia mulai menulis buku ini pada usia 79 tahun, atau sekitar enam tahun setelah vonis tersebut.

 

 

Anies malah tambah optimistis menjalani hidupnya. Ia merasa semakin sehat. Ia bahkan berani menargetkan bisa mencapai usia lebih dari 93 tahun! Bahkan, ia bertahan dari Covid-19, kendati punya penyakit penyerta kanker paru-paru! Apa yang membuatnya se-pede itu? Upaya apa saja yang sudah dilakukannya untuk menjemput “keajaiban” itu?

 

Dalam buku ini Anies mengulas tuntas semuanya. Ia membagikan “resep” yang bahkan lebih “mujarab” daripada obat-obatan medis, setidaknya seperti itulah yang dibuktikan sendiri oleh Anies. Dari kisah Anies Soengkar ini kita bisa belajar: Sakit parah bukanlah akhir dari segalanya. Dengan penyikapan dan penanganan yang tepat, sakit itu malah bisa jadi pelatuk untuk membikin hidup menjadi lebih hidup!

Endorsement:

 

“Kenyataan yang dialami Anies Soengkar menunjukkan agar janganlah menaruh harapan kesembuhan hanya kepada dokter dan obat-obatan. Ada Dzat Yang Mahakuasa yang menganugerahkan kesembuhan sesungguhnya dan semua yang ada dalam diri manusia adalah karunia luar biasa. Kekuatan akal dan jiwa menunjukkan kekuasaan-Nya.”

—Habib Luthfi ibn Yahya, Ulama Kharismatik

 

“Bernada optimistis, buku ini tidak hanya bercerita tentang keadaan yang dialami serta apa yang dilakukan, namun merupakan juga kombinasi antara pasrah sebagai manusia ber-Tuhan dan pemberontakan sebagai manusia yang diberi akal oleh Penciptanya. Satu hal yang sangat kental di sini adalah optimisme yang mewarnai halaman demi halaman. Buku ini tidak terkesan menggurui, tetapi akhirnya memberi pelajaran kehidupan bagi kita semua—baik penyintas maupun orang sehat—dan kita semua menjadi kaya karenanya.”

—Aru W. Sudoyo, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia

 

“Allah berkenan memberikan rahmat kepada yang Dia kehendaki. Dan atas perkenan Allah, Anies telah memperoleh rahmat-Nya untuk bisa survive menghadapi penyakit ganas yang dideritanya, sejak vonis dokter pada 2014. Buku ini penuh dengan makna dan pelajaran yang dapat dipetik. Bukan saja berkaitan dengan ikhtiar seseorang untuk bertahan menghadapi penyakit ganas yang dideritanya, melainkan lebih dari itu; adalah persiapan seseorang dalam menyongsong kehidupan yang lebih abadi pada masa kemudian.”

Laksamana TNI (Purn.) Widodo A.S., Mantan Panglima TNI, Sahabat Anies Soengkar

 

“Betapapun tinggi keahlian seseorang, perkiraan dan vonisnya tak akan menjadi kenyataan tanpa izin Sang Pemilik Jagad Raya. Inilah sebuah kisah drama kehidupan yang berakhir dengan happy ending, dari seorang sahabat yang saya kenal sejak kecil, berhati bagai baja, semangat penuh optimisme, dan iman yang kukuh. Saya berharap hidupnya bahkan akan berlanjut jauh melewati usia 93 tahun. Tidak ada jalan buntu bila kita yakin banyak jalan alternatif yang akan membawa kita mencapai tujuan. Jika Anda ingin belajar cara lolos dari sebuah ujian yang sangat berat dan meraih sikap hidup yang penuh berkah dan rahmat, jangan lewatkan baca buku ini. Terima kasih

kepada Anies yang telah membagikan cerita yang sangat inspiratif ini.”

Abdillah Toha, Penulis buku Buat Apa Beragama? , Sahabat Anies Soengkar

 

"Saya mengenal Om Anies Soengkar sejak dia masih sehat. Saya kenal beliau sebagai pribadi yang penuh nuansa cinta, suka berbagi, dan selalu optimis dalam menjalani hidupnya. Seluruh karakter positif pada dirinya itu malah semakin muncul saat dia divonis terkena kanker paru-paru. Ketika saya "menantangnya" akan mengajak dia jalan-jalan ke Amerika bila dia bisa terus sehat, Om Anies menjawab tantangan saya dengan yakin. Dan dia benar-benar sehat. Itulah Om Anies yang saya kenal: Optimis dan penuh cinta. Nuansa itulah yang dituangkan dalam buku ini, dibagikan untuk kita semua, dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk banyak orang."

Boy Garibaldi Thohir, Pengusaha, Kolega Anies Soengkar

">

Anies Soengkar adalah salah satu “keajaiban” yang menjadi bukti ke-Mahakuasa-an Tuhan. Pada bulan Maret tahun 2014 ia divonis dokter mengidap kanker paru-paru stadium 4 dan usianya divonis tak akan lebih dari enam bulan. Namun, kenyataan membuktikan bahwa vonis itu meleset. Anies masih hidup, bahkan kian sehat, ketika ia mulai menulis buku ini pada usia 79 tahun, atau sekitar enam tahun setelah vonis tersebut.

 

Anies malah tambah optimistis menjalani hidupnya. Ia merasa semakin sehat. Ia bahkan berani menargetkan bisa mencapai usia lebih dari 93 tahun! Bahkan, ia bertahan dari Covid-19, kendati punya penyakit penyerta kanker paru-paru! Apa yang membuatnya se-pede itu? Upaya apa saja yang sudah dilakukannya untuk menjemput “keajaiban” itu?

 

Dalam buku ini Anies mengulas tuntas semuanya. Ia membagikan “resep” yang bahkan lebih “mujarab” daripada obat-obatan medis, setidaknya seperti itulah yang dibuktikan sendiri oleh Anies. Dari kisah Anies Soengkar ini kita bisa belajar: Sakit parah bukanlah akhir dari segalanya. Dengan penyikapan dan penanganan yang tepat, sakit itu malah bisa jadi pelatuk untuk membikin hidup menjadi lebih hidup!

Endorsement:

 

“Kenyataan yang dialami Anies Soengkar menunjukkan agar janganlah menaruh harapan kesembuhan hanya kepada dokter dan obat-obatan. Ada Dzat Yang Mahakuasa yang menganugerahkan kesembuhan sesungguhnya dan semua yang ada dalam diri manusia adalah karunia luar biasa. Kekuatan akal dan jiwa menunjukkan kekuasaan-Nya.”

—Habib Luthfi ibn Yahya, Ulama Kharismatik

 

“Bernada optimistis, buku ini tidak hanya bercerita tentang keadaan yang dialami serta apa yang dilakukan, namun merupakan juga kombinasi antara pasrah sebagai manusia ber-Tuhan dan pemberontakan sebagai manusia yang diberi akal oleh Penciptanya. Satu hal yang sangat kental di sini adalah optimisme yang mewarnai halaman demi halaman. Buku ini tidak terkesan menggurui, tetapi akhirnya memberi pelajaran kehidupan bagi kita semua—baik penyintas maupun orang sehat—dan kita semua menjadi kaya karenanya.”

—Aru W. Sudoyo, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia

 

“Allah berkenan memberikan rahmat kepada yang Dia kehendaki. Dan atas perkenan Allah, Anies telah memperoleh rahmat-Nya untuk bisa survive menghadapi penyakit ganas yang dideritanya, sejak vonis dokter pada 2014. Buku ini penuh dengan makna dan pelajaran yang dapat dipetik. Bukan saja berkaitan dengan ikhtiar seseorang untuk bertahan menghadapi penyakit ganas yang dideritanya, melainkan lebih dari itu; adalah persiapan seseorang dalam menyongsong kehidupan yang lebih abadi pada masa kemudian.”

Laksamana TNI (Purn.) Widodo A.S., Mantan Panglima TNI, Sahabat Anies Soengkar

 

“Betapapun tinggi keahlian seseorang, perkiraan dan vonisnya tak akan menjadi kenyataan tanpa izin Sang Pemilik Jagad Raya. Inilah sebuah kisah drama kehidupan yang berakhir dengan happy ending, dari seorang sahabat yang saya kenal sejak kecil, berhati bagai baja, semangat penuh optimisme, dan iman yang kukuh. Saya berharap hidupnya bahkan akan berlanjut jauh melewati usia 93 tahun. Tidak ada jalan buntu bila kita yakin banyak jalan alternatif yang akan membawa kita mencapai tujuan. Jika Anda ingin belajar cara lolos dari sebuah ujian yang sangat berat dan meraih sikap hidup yang penuh berkah dan rahmat, jangan lewatkan baca buku ini. Terima kasih

kepada Anies yang telah membagikan cerita yang sangat inspiratif ini.”

Abdillah Toha, Penulis buku Buat Apa Beragama? , Sahabat Anies Soengkar

 

"Saya mengenal Om Anies Soengkar sejak dia masih sehat. Saya kenal beliau sebagai pribadi yang penuh nuansa cinta, suka berbagi, dan selalu optimis dalam menjalani hidupnya. Seluruh karakter positif pada dirinya itu malah semakin muncul saat dia divonis terkena kanker paru-paru. Ketika saya "menantangnya" akan mengajak dia jalan-jalan ke Amerika bila dia bisa terus sehat, Om Anies menjawab tantangan saya dengan yakin. Dan dia benar-benar sehat. Itulah Om Anies yang saya kenal: Optimis dan penuh cinta. Nuansa itulah yang dituangkan dalam buku ini, dibagikan untuk kita semua, dan semoga bisa menjadi inspirasi untuk banyak orang."

Boy Garibaldi Thohir, Pengusaha, Kolega Anies Soengkar


Kategori dan Rangking Bestseller:

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda