Alanakyla, anak pembawa damai yang menarik dan cantik. Itu harapan orangtuanya. Kenyataannya? Jauh berbeda. Prinsipnya dalam memandang hidup, apalagi cinta, terkadang memaksanya "berperang" dengan prinsip sang bunda. "perang" itu pun berlanjut hingga dia dewasa. Namun tidak lagi dengan sang bunda, melainkan dengan hatinya sendiri. Laki-laki datang dan pergi dalam hidupnya. Tapi tak ada satu pun yang benar-benar bisa memahaminya. Memahami prinsipnya bahwa, meski demi cinta, perempuan tidak seharusnya mengalah dan megiyakan semua kemauan laki-laki.