"Ingat, kepergian kalian ini demi keluarga. Percayakan nasib dan keselamatan mereka pada, pada..." Aku tak bisa melanjutkan kalimat itu. Tuhan tidak berperan sedikit pun dalam kebrengsekanku ini. Dia tak pantas dikambinghitamkan. "Kalian harus bekerja keras demi kesejahteraan keluarga. Jangan menyesal atau bersedih. "Aku melanjutkan dengan kalimat lain...

Mae, seorang wanita mantan pekerja migran yang mengalami nasib malang, terpaksa menjalani nasib buruk yang lain: menjadi kaki tangan sindikat perdagangan manusia internasional. Ironisnya, Mae diperintah untuk mencari para calon korban di desa kelahirannya sendiri. Perjalanan ini kemudian mengantarkannya pada berbagai peristiwa yang mengaduk-aduk perasaan: nostalgia kehidupan desa, romantisme cinta masa lalu, dan jerat-jerat para makelar politik lokal yang serba rumit. Sementara itu, di tempat yang tidak terduga, jaringan besar kepolisian dan sindikat yang menginginkan dirinya mati terus mengejarnya.

Dengan bahasa yang lancar dan teknik bercerita yang memikat, novel ini tidak hanya mengisahkan cerita hidup Mae, namun juga nasib malang para pekerja migran serta kekejaman sindikat perdagangan manusia dan nasib para korbannya yang memilukan.

***

"Novel ini berhasil membuat citra-citra etnografis yang detail manjadi fantastik. Di satu pihak kita diajak hidup dengan dan dalam renik-renik kehidupan masyarakat desa yang eksotik, di lain pihak kita seakan berada di sebuah dunia lain yang terasa aneh, kehidupan kota yang lebih dari kota, yang ditempatkan dalam konteks yang sama sekali tak terbayangkan ada dan terjadi."
(Prof. Dr. Faruk HT, Kritikus Sastra dan Guru Besar FIB UGM)