The Climbers―si pendaki—adalah sebutan untuk mereka yang seumur hidup membaktikan dirinya pada pendakian. Tanpa menghiraukan latar belakang keuntungan atau kerugian, nasib baik atau nasib buruk, dia terus mendaki! The Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, kekurangsempurnaan fisik atau mental, atau hambatan lainnya untuk menghalangi pendakiannya, pantang menyerah. Pertanyaan yang abadi di dalam diri para eksekutif muda adalah bagaimana cara kita mencapai puncak di dalam suatu organisasi. Bahkan “puncak karier” pun acap kali identik dengan posisi yang lebih tinggi. Hal yang lumrah, karena memang demikian prosesnya. Individu tertentu ada pula yang sudah mencapai puncak namun belum puncak tertinggi, misalnya menjadi executive vice president, senior vice president, kepala divisi, vice president, senior manager, group head, bahkan di jenjang di bawahnya. Proses pendakian merupakan suatu proses yang tidak singkat dan terus-menerus tanpa henti. Seperti para “climbers” pada umumnya, mendaki adalah suatu proses pencapaian diri (achievement), dan mereka tidak “puas” hanya mencapai suatu puncak gunung saja. Tidak ada kata “gagal” di dalam proses pendakian. Kegagalan hanya ada jika sebelum memulai mendaki seseorang mengatakan kepada dirinya “aku akan gagal”. Bagaimanapun, menjadi pimpinan di jenjang apa pun adalah suatu keberhasilan. Namun pencapaian keberhasilan akan makin tinggi jika jenjang kepemimpinan yang diraih lebih tinggi. Buku ini memuat 15 (lima belas) kiat strategis untuk menjawab tantangan pendakian menuju puncak, terutama puncak kepemimpinan.