Kelas dua belas SMA adalah masa terakhir bagi remaja untuk merasakan indahnya
bangku sekolah, itu yang awalnya Amel Putri Pratama pikirkan. Ia sudah merancang
masa depannya sedemikian rupa. Hingga permasalahan muncul ketika sekolahnya, SMA
Kartika Wijaya kedatangan kepala sekolah serta guru matematika baru. Zaidan Wijaya,
laki-laki bertampang datar yang merupakan cucu dari pemilik sekolahnya.
Semua tampak bukan masalah, hanya tentang kepala sekolah baru. Namun ternyata, itu
semua merupakan awal jungkir balik kehidupan Amel, ketika dia harus dijodohkan
dengan Zaidan. Ya Tuhan! Masa sih murid sekolah sepertinya dijodohkan dengan kepala
sekolah. Ini bencana! Benar-benar bencana!