Kau akan terus memegang janji itu, janji yang dilontarkan seorang anak laki-laki yang baru berusia 14 tahun?Apakah aku sangat bodoh jika aku terus memercayainya sampai sekarang? Bagaimana jika ia memang telah melupakan aku?
Seseorang hadir dan meruntuhkan sebagian dinding pertahananku, seorang laki-laki yang gagah dan tampan yang bisa menerima segala kekuranganku, yang telah berhasil memenuhi ruang kosong di hatiku, yang ingin mengajakku untuk melukiskan masa depan bersama.
Tapi entah mengapa hati ini terus merindukannya, walau kenyataan telah menyandingkannya dengan wanita lain. Haruskah aku terus memperjuangkan cintaku yang telah kandas, dan membawanya kembali ke pelukanku?