Hanya butuh beberapa menit untuk menghabisi nyawamu,
Halimah. Kamu datang saat hatiku sepi
. Aku haus tubuh dan
jiwamu, ingin kunikmati tubuhmu dalam semalam, lalu mengem-
paskanmu sejauh mungkin. Aku ingin kau tahu... tak ada Tuhan
yang pantas kau sembah. Dunia itu kejam; kamu tak tahu
bagaimana Tuhan menanamkan luka di tubuhmu, kamu tak
tahu Tuhan memperlakukanmu seperti sampah yang hanya
dibuang ke bumi, lalu kembali dipungutnya. Kealiman dan kepercayaanmu akan Tuhan sangat aku benci. Hingga air matamu
menghancurkan segalanya. Halimah, kenapa kamu selalu
menangis? Tak bosankah kau menangis di hadapanku? Aku lupa
bahwa Tuhan telah memberikanku pikiran juga hati yang mungkin saja rapuh. Aku mencintaimu Halimah, air matamu melulu
hkan perasaan. Kau bagai penerang Jtwa, rembulan di gelapnya
malam, dan tulip, yang bersemi di hati
. Aku mencintaimu
Halimah. Hidup dan matiku hanya ingin bersamamu.