Putri Sultana benar-benar seorang Putri Saudi yang sangat dekat hubungannya dengan Raja. Ia menjalani hidup yang kontradiktif: dikelilingi perhiasan dan dayang-dayang, namun tak memiliki kebebasan sama sekali. Ia adalah seorang tawanan dalam sangkar emas tanpa hak suara, tanpa kuasa untuk mengendalikan hidupnya sendiri. Takdirnya benar-benar bergantung pada belas kasihan laki-laki dalam keluarganya--ayah, saudara laki-laki, dan suaminya.
Untuk pertama kalinya, perempuan Saudi dari keluarga kerajaan membeberkan kisah nyata yang ada dalam sebuah masyarakat yang tertutup. "Putri Sultana" membuka tabir yang mengejutkan, tentang kawin paksa, perbudakan seks, dan kebiadaban laki-laki terhadap kaum Hawa. Inilah sebuah kisah nyata yang tak akan pernah Anda lupakan.
Sasson dibesarkan di sebuah kota kecil di sebelah selatan, di mana dia Ibu guru Sam Jackson melaporkan bahwa dia Jean siswa telah membaca semua buku-buku di perpustakaan sekolah pada saat ia 16 tahun. Ia sangat terlibat dalam sejarah topik, dan dia adalah pahlawan Dr Thomas Dooley, maka dokter kemanusiaan yang dikhususkan untuk hidupnya yang sakit di Kamboja dan Laos, dan Raoul Wallenberg, maka kemanusiaan yang disimpan banyak orang dari kamp kematian Nazi.
Sasson dikenal menjadi avid animal lover banyak dimiliki dan berbagai hewan peliharaan, termasuk ayam, burung, kucing dan anjing. Tahun 1978 ia bepergian ke Arab Saudi untuk bekerja di Rumah Sakit King Faisal dan Pusat Penelitian di Riyadh sebagai koordinator administrasi di Kedokteran Negeri. Ia bekerja di rumah sakit selama 4 tahun, kemudian menikah, tinggal di Arab Saudi hingga 1991 ketika dia melanjutkan perjalanan dia di dunia, mengunjungi 66 negara.
Buku pertama adalah tentang hari pertama dalam invasi Irak dari Kuwait. Buku, The Rape of Kuwait, telah diterbitkan pada tahun 1991 [1]. Ia dengan segera menjadi New York Times paling laku, menjual lebih dari satu juta copy dan meraih nomor dua pada daftar. Sejak itu dia telah menulis banyak buku, kebanyakan non-fiksi, semua dengan tema Timur Tengah. ...
Mengisahkan kehidupan perempuan di Saudi Arabia. Dimana perempuan di negara tersebut tidak ada harganya,tidak dapat menentukan nasib mereka sendiri. Nasib perempuan Saudi berada ditangan ayah dan saudara laki laki mereka. Pernikahan perempuan berusia 15 tahun dengan laki laki tua mejadi hal yang wajib (ini berlaku juga untuk perempuan dari keluarga kerajaan).Para pria sangat dihargai di Saudi dan para perempuan letaknya ada di bawah kaki pria. Laki laki mempunyai 4 orang istri juga merupakan hal yang wajar karena para lelaki melandaskannya pada ajaran agamanya. Pria memperkosa gadis2 belia merupakan hal yang wajar. Sultana ingin melepaskan diri dari kebudayaan bangsanya yang sudah mendarah daging walaupun pada akhirnya ia tidak bisa keluar dari lingkaran ketidakadilan antara kaum pria dan kaum perempuan. Sifat Sultana yang pemberontak menjadi bagian yamg menarik terlebih dengan tindakan nekat yang dilakukan nya ketika suaminya berniat untuk menikah lagi. Buku ini tidak hanya menampilkan kesedihan tapi ada juga kebahagiaan yang dialami Sultana.
Keranjang
Ya
Tidak
