Sajak adalah sebuah tetapi, bahkan, atau dan kemudian. Begitu tulis penyair dalam kata pengantar buku ini. "Bila dunia menampakkan A, maka penyair harus menemukan dan menghadirkan B dalam sajak-sajaknya... Bahkan adalah kedalaman, sebuah kelebihan. Menyajak adalah mencari yang bahkan itu.... Dengan sajaknya, penyair memberikan pilihan, menawarkan jalan lain. Sebuah atau... Kemudian adalah sesuatu yang bergerak ke depan. Selalu menggapai kebaruan... " begitu lintasan penjelasan penyairnya.
"Ia boleh dibilang tak hanya penyair Indonesia terkini yang produktif, tapi juga selalu memperlihatkan kegelisahan estetiknya," (Agus Noor, cerpenis)