Versi lain? Maksudnya? Hmm, iya, kisah Ken Arok di buku ini agak beda dengan yang saya tau dari buku-buku sebelumnya.
Entah kenapa si pengarang - Gamal Komandoko - memutuskan untuk membuat novel ini beda dengan legenda Ken Arok yang sudah umum. Memang sih, yang namanya fiksi tidak dibatasi harus sesuai ini-itu, batasnya ya cuma imajinasi si pengarang. Tapi saya kok ya ngerasa kurang sreg aja, karena bedanya itu nanggung. Sebagian sama, sebagian lagi beda. Padahal kalau emang pengen tampil lain, sekalian aja bikin perbedaan yang ekstrim.
Inti ceritanya sih sama, yaitu Ken Arok jadi prajurit Tumapel, kemudian ketemu Ken Dedes si wanita nareswari. Pertemuan itu memicu hasrat Ken Arok menjadi penguasa (wanita nareswari adalah perempuan yang diyakini mampu membawa kejayaan bagi lelaki yang menjadi suaminya). Dan akhirnya Ken Arok berhasil menjadi penguasa Tumapel. Selain itu ya juga ada kisah si keris Mpu Gandring yang terkenal itu.
Perbedaannya terletak di beberapa detil, di antaranya:
1. Di novel ini Ken Dedes digambarkan sebagai wanita nareswari dengan ciri: kemaluannya bersinar terang. Aduh, bukan ngeres lho. :P Nah klo di buku-buku lainnya cuma disebutkan: auratnya yang bersinar terang, jd gak sevulgar itu, hehe. Bahkan di buku cerita saya yang paling tua (jaman masih SD), katanya yang bersinar itu
... Baca Selengkapnya