Uang sebesar hampir seratus lima puluh juta dalam koper itu lenyap, tidak ada jejaknya. Di dalam koper butut itu tertinggal sebuah kuitansi dengan bunyi: "Telah kami terima uang sejumlah seratus empat puluh delapan juta rupiah, lain kali lagi ya."

***

Moral adalah nomor kesekian dalam hidup Gimpul. Yang paling diinginkan dalam hidupnya adalah punya kesempatan merayu perempuan tiap hari dan duduk di balik meja sambil berkipas dengan lembaran rupiah. Lupakan soal kerja keras atau bermandi peluh. Kalau bisa pakai trik, kenapa tidak?

Celakanya, Jasmi, gadis berparas ayu anak kesayangan Mbok Kampun, terjerat bujukan maut si Gimpul. Memang sih, Gimpul tergolong pemuda tampan. Tapi perilakunya yang minus membuat kedua orang tua Jasmi tidak rela anaknya dipinang oleh Gimpul. Sekali lagi, bukan Gimpul namanya kalau tidak pakai trik. Dengan satu dalih bernama tanggung jawab, pernikahan kilat antara Gimpul dan Jasmi bisa tergelar. Dan setelahnya, bukan kebahagiaan yang mengiringi, melainkan petaka demi petaka.

Rupanya Gimpul tidak tahu, kalau bersikap tak acuh pada moral justru mendekatkannya pada perangkap paling konyol di dunia ini.