Dibesarkan oleh ibu yang hanya mengabdikan seluruh hidupnya sebagai ibu rumah tangga, Indra merasa gamang tatkala melihat karier Atik, istrinya yang dokter, justru semakin mantap dan menanjak dari hari ke hari. Apalagi perusahaan tempatnya bekerja malah terancam bangkrut.Indra semakin terpuruk saat menyaksikan kemandirian Atik menangani berbagai masalah dalam rumah tangga mereka. Ia merasa Atik seakan sudah tidak membutuhkan keberadaan seorang suami lagi. Di saat genting itulah Indra mengalami impoten. Atik yang sebenarnya masih sangat mencintai Indra, merasa dirinya telah "ditolak" sang suami.Persoalan menjadi semakin rumit tatkala dalam hidup Indra muncul Sriyanti yang memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki Atik. Sementara itu, Atik yang merasa dicampakkan, mencurahkan unek-uneknya pada sahabat karibnya, Dokter Herman. Semua itu memunculkan berbagai salah pengertian di antara mereka, sampai akhirnya Atik harus menghadapi kenyataan pahit ketika Indra mengatakan ingin berpisah darinya.Atik kini harus mempertanyakan keberadaan sebagai seorang istri. Ia jadi merasa serbasalah di persimpangan karier dan kodratnya sebagai istri. Baginya, lembayung di kaki langit kebahagiaan dan keceriaan hidup seperti tak pernah dekat dengan dirinya.
Maria A. Sardjono sudah menulis sejak remaja tetapi baru dipublikasikan mulai tahun 1974. Hingga kini karyanya berjumlah 80 buku, sebagian dimuat sebagai cerita bersambung terlebih dulu, 150 cerpen, belasan cerita anak-anak, beberapa naskah sandiwara radio, satu buku ilmiah, dan puluhan artikel tentang berbagai macam topik. Ia adalah sarjana Filsafat Sosial Budaya dan master di bidang Filsafat Humaniora. Ia menikah dengan A.J.Sardjono dan dianugerahi empat putra yang semuanya sudah beranjak dewasa