Rupanya roda kehidupan berumahtangga tidak bisa berputar terus tanpa kerusakan. Kerumpilan jalan yang kulalui sambil meniti roda tersebut pada suatu ketika berhasil menguras kekuatan fisik dan rohaniku. Kondisi badan dan semangat sedemikian lemas sehingga aku sangat memerlukan kesegaran, kekuatan yang lain, yang bukan bersumber dari surga. Dan entah sudah digariskan oleh skenario dari Langit ataukah karena kelemahanku sendiri, ketika tampak bayangan rimbun menyejukkan di luar jalan yang kutempuh, aku nekat. Kuganti arahku untuk menyimpang, menuju ke tempat yang menjanjikan keteduhan itu. Walaupun rasa nyaman dan segar itu tidak kuketahui akan berlangsung sampai kapan.
Nh Dini lahir tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Setamat SMA bagian Sastra (1959), ia mengikuti kursus Pramugari Darat GIA Jakarta (1956), dan terakhir mengikuti kursus B-1 Jurusan Sejarah (1957). Nh.Dini mulai menulis sejak tahun 1951. Pada tahun 1953 cerpen-cerpennya mulai dimuat di majalah Kisah, Mimbar Indonesia, dan Siasat. Selain menulis cerpen, Dini juga menulis sajak dan sandiwara radio, serta novel. Berbagai penghargaan telah diterimanya, antara lain pemenang Lomba Penulisan Naskah Skenario untuk sandiwara radio se-Jawa Tengah (1955), mendapat hadiah pertama untuk Lomba Penulisan Cerita Pendek dalam Bahasa Prancis se-Indonesia untuk cerpennya Sarang Ikan di Teluk Jakarta (1988). Pada tahun 1989 ia mendapat Hadiah Seni dari Kementerian PdanK untuk bidang Sastra. Pada tahun 1991 Dini kembali memperoleh Piagam Penghargaan Upapradana dari Pemda TK I Jawa Tengah. Selain terus berkarya, Dini juga sibuk menerima undangan-undangan ceramah mengenai sastra dan budaya di dalam dan luar negeri. Selain itu, ia juga mengelola sebuah taman bacaan untuk remaja dan anak-anak di Semarang, yang kegiatannya mencakup latihan Bahasa Indonesia dan diskusi.