Maxi sedang ngamen sat melihat perempuan cantik duduk di dalam gazebo yang terletak di halaman sebuah rumah megah. Karena suara Maxi yang merdu, Melia Rahman - perempuan itu- memintanya datang setip minggu pada hari dan jam yang sama.Ketika datang di hari lain, Maxi sangat terkejut saat melihat pemandangan yang berubah dratis. Rumah megah itu tampak kumuh tak terurus, tamannya kering meranggas. Tapi yang paling mengherankan adalah perubahan pada gazebo yang semula begitu indah karena dinaungi pepohonan bugenvil yang sarat berbunga. Kini tempat itu tampak merana karena tiang-tiangnya karatan dan pohon bugenvilnya kering. Jelas rumah itu tak berpenghuni.Lulu Maxi mengetahui ternyata Melia Rachman sudah meninggal sudah lebih dari setahun yang lalu! Dia dibunuh di rumah itu dan pelakunya sudah dipenjara. Melia diduga korban kasus perampokan sopirnya sendiri. Sopir yang menurut gosip adalah kekasih gelap nyonya cantik tersebut.Ketika Maxi bertemu lagi dengan arwah Melia, arwah itu meminta bantuan untuk mengungkapkan kebenaran perihal kematiannya. Siapa yang sebenarnya membunuh Melia dan kenapa?Maxi berjanji menolong, tapi ragu apakah dia siap menghadapi kenyataan.
V.Lestari dilahirkan di Bogor, 10 Oktober, dan tinggal disana sampai menyelesaikan sekolah menengahnya, sebelum pindah dan menetap di Jakarta. Ia mengkhususkan diri menulis cerita detektif-kriminal, jenis cerita yang memerlukan ketelitian dan keahlian khusus untuk meramunya. Dan yang lebih khas lagi semua novel-novelnya menampilkan tokoh utama wanitanya sebagai "dektetif"-nya. Novel pertamanya, Yang Tak Terniali, terbit tahun 1982. Sejak itu sudah lebih dari 30 novelnya diterbitkan Gramedia.