Perkawinan Gita Asmara dengan Hadi mulai retak justru setelah ekonomi mereka mengalami kemajuan. Hadi sering menghujani Gita dengan berbagai materi, bukan untuk menyenangkan sang istri melainkan demi gengsi dan bisnisnya. Pasangan ini juga belum dikaruniai anak. Puncak kehancuran perkawinan mereka terjadi ketika Gita memergoki Hadi bersama perempuan lain yang menggendong bayi yang sangat mirip suaminya itu.Gita pergi berlibur untuk mengobati luka hatinya dan melanjutkan hobinya menulis. Di Bali ia bertemu Bagus, pria yang tinggal di kamar sebelahnya yang amat menyebalkan, sombong, dan sering memandang rendah semua perempuan. Gita terpaksa pindah ke hotel lain karena Bagus marah, merasa terganggu bunyi mesin ketik Gita. Setelah Gita menghilang barulah Bagus mulai merasa bersalah. Diam-diam ia mencoba menelusuri keberadaan Gita. Tanpa disadarinya ia mengakui Gita berbeda dari wanita-wanita yang dikenalnya.
Maria A. Sardjono sudah menulis sejak remaja tetapi baru dipublikasikan mulai tahun 1974. Hingga kini karyanya berjumlah 80 buku, sebagian dimuat sebagai cerita bersambung terlebih dulu, 150 cerpen, belasan cerita anak-anak, beberapa naskah sandiwara radio, satu buku ilmiah, dan puluhan artikel tentang berbagai macam topik. Ia adalah sarjana Filsafat Sosial Budaya dan master di bidang Filsafat Humaniora. Ia menikah dengan A.J.Sardjono dan dianugerahi empat putra yang semuanya sudah beranjak dewasa