Menik gamang ketika jatuh cinta pada pandangan pertama pada Iwan. Sikap Iwan yang angkuh membuatnya merasa tak berarti. Ia tahu dirinya tak sepadan. Dia cuma gadis yatim-piatu miskin, yang hidup menumpang pada nenek lelaki itu.
Untuk memerangi perasaannya, Menik bersikap acuh tak acuh pada Iwan. Dia bahkan mendekatkan dirinya pada Alex, rekannya sesama guru, yang menaruh hati padanya. Selain itu, Menik menyibukkan dirinya pada kegiatan drama tari, yang kemudian melambungkan namanya.
Ketika grupnya mengadakan pertunjukan di Surabaya, Menik dipaksa menginap di rumah keluarga Iwan. Di sanalah Menik tak bisa lagi mengingkari perasaannya. Benteng pertahanannya runtuh. Di luar kemauannya ia memberi respons saat lelaki itu mencumbunya. Namun, di manakah posisinya di hati Iwan? Haruskah dia merebut hati lelaki itu dari Lisa, kekasihnya?
Maria A. Sardjono sudah menulis sejak remaja tetapi baru dipublikasikan mulai tahun 1974. Hingga kini karyanya berjumlah 80 buku, sebagian dimuat sebagai cerita bersambung terlebih dulu, 150 cerpen, belasan cerita anak-anak, beberapa naskah sandiwara radio, satu buku ilmiah, dan puluhan artikel tentang berbagai macam topik. Ia adalah sarjana Filsafat Sosial Budaya dan master di bidang Filsafat Humaniora. Ia menikah dengan A.J.Sardjono dan dianugerahi empat putra yang semuanya sudah beranjak dewasa