Buku ini karya Gede Prama yang ke-20 ini dipilah menjadi tiga bagian utama: 1. Bebas dari ketakutan -- ketakutan selalu dianggap sebagai penghalang utama dalam meraih kebahagiaan sekaligus menjadi penjara manusia. Sadar atau tidak, ketakutan adalah jurang yang dalam sekaligus lebar yang kita buat antara diri kita dan Tuhan. Semakin tinggi ketakutan, semakin jauh jarak antara kita dengan Tuhan. Ada begitu banyak ketakutan yang memenjara hidup kita: takut mati, takut gagal, takut kehilangan harta milik, takut kehilangan jabatan, dll.... semua itu membuat hidup kita diliputi kecemasan dan kegelisahan. 2. Bebas dari harapan -- harapan, apalagi yang terlalu melambung tinggi, kerap kali menelorkan kekecewaan. Tidak semua harapan mencelakakan. Harapan yang terkendali dan realistik justru bisa menjadi energi kehidupan. Sayangnya banyak manusia tidak bisa mengendalikan harapannya, bahkan dikendalikan dan diombang-ambingkan oleh harapannya.3. Bebas dari perangkap pikiran -- banyak persoalan yang dihadapi manusia bersumber dari pikirannya sendiri. Pikiranlah yang menilai sesuatu itu mudah-rumit, gampang-susah, tinggi-rendah, kaya-miskin. Renungan di bagian ini akan mengajak kita untuk mengembalikan pikiran ke fungsinya yang utama, yakni sebagai pembantu kita, bukan sebagai penguasa. Bila ini bisa terjadi, Anda akan memahami apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Sebagai `musafir` kehidupan yang tinggi kesadarannya, Gede Prama memulai kariernya di lahan pengetahuan dan profesi yang sarat sains dan praktik manajemen. Namun dalam kiprah selanjutnya, ia lebih menerapkan pendekatan spiritual dalam pengembangan organisasi maupun bisnis. Alumni Universitas Leicester dan INSEAD ini kini memimpin sebuah perusahaan swasta nasional terkemuka, dan Dynamics Consulting yang bergerak di bidang pengembangan SDM. Gede Prama juga menjadi salah seorang pembicara publik yang paling diminati.