Luzina, Alia, dan Matilda bergabung dalam geng Three Angels, di SMA mereka di Blitar, meski sebetulnya kepribadian mereka beda banget.
Luzina, si cantik punya mimpi jadi model top bahkan artis yang bisa menembus ibukota. Dia memperhitungkan segalanya, mulai dari memilih teman sampai cari pacar.
Alia, si manis yang jago bahasa Inggris pindahan dari Jakarta. Saat ini dia cuma ingin mencari uang tambahan untuk membantu ibunya. Pacaran? Nanti dulu!
Matilda, si wajah pas-pasan dengan otak cemerlang. Obsesinya ingin pacaran karena tak mau disebut jomblo.
Three Angels jadi plus ketika muncul Roy, yang segitu ndeso dan jeleknya, hingga dijuluki "si Muka Azab" oleh Luzina.
Persahabatan yang awalnya manis itu jadi berantakan ketika Roy tiba-tiba suka pada salah satu angel! Lebih berantakan lagi ketika ternyata ada satu cowok lain menyeruak di antara Three Angels itu hingga semua rahasia terbongkar....
Pendosa adalah novel perdana Esi Lahur yang memiliki nama asli Maria Theresia Lahur. Novel ini terinspirasi dari pengalaman hidup penulis yang pernah menempuh SMA di Blitar, tinggal di asrama yang dikelola suster Katolik, dan mengalami masa kuliah yang kebetulan bertepatan dengan penggulingan Orde Baru.Lahir di Jakarta, 3 Oktober 1977, Esi adalah sarjana antropologi FISIP Universitas Indonesia (2001) yang kini bekerja sebagai wartawan di Tabloid Olahraga BOLA.Ketertarikan Esi pada dunia tulis-menulis sudah muncul sejak kecil. Waktu SD, pernah menulis di majalah Paroki Kristus Salvator, Petamburan, Jakarta, yang bernama Tambur.Saat kuliah, Esi mengikuti mata kuliah Penulisan Populer dengan dosen Ismail Marahimin yang membuatnya gemar menulis cerpen. Pengaruh mengikuti mata kuliah itu besar bagi Esi, karena cerpen pertama yang dikirimnya ke majalah Femina, Pengantinku menjadi juara pertama Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2000. Sejak itu sejumlah cerpennya dimuat di majalah Femina dan Bobo.Kegemaran melakukan perjalanan ke sejumlah daerah di Indonesia digabungkan dengan kesenangan menulis menghasilkan novel Pendosa.