HATE at first sight. Itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis---sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.
Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong selalu pakai Inggris, barang-barang harus designer label, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap bisa menyandang gelar The Most Eligible Bachelor in Indonesia yang dijuarainya berturut-turut pada sebuah kontes nasional.
Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orangtua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih doyan banget pakai merek lokal? So nggak kosmopolitan deh!
Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya dengan yang namanya hocus-pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, kartu tarot, feng shui, atau apa pun sebutannya yang berhubungan dengan dunia pernujuman.
Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus---bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta sepotong memori kabur tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!
Menjadi penulis adalah satu dari sekian banyak kepingan mozaik impian yang pernah memenuhi kepala seorang Karla M. Nashar di masa kecilnya. Telah mencintai buku sejak masa kanak-kanak, namun kesempatan untuk menuangkan minat menulisnya secara serius baru datang beberapa tahun yang lalu di sela-sela kesibukan pekerjaan dan menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta.
Untuk saat ini, penulis yang memiliki sapaan akrab Lala ini, lebih memilih untuk menulis dengan gaya bahasa ringan yang mudah dicerna pembaca. Secara garis besar, karya-karyanya dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu teenlit yang ditujukan kepada pembaca remaja, dan metropop/chicklit/lovestory untuk pembaca dewasa.
impress the girls absolutly.
romatis si troy-nya. cumaaaaaaa
kekurangannya di ENDING. kan sangat disayangkan endingnya gitu.
kelebihannya di RAYUAN si TROY . and ..
pndpat gw, novel ini perlu di lestraikan
mwahahaha
maksud gw di english nya
supaya kta terbiasa
impress the girls absolutly.
romatis si troy-nya. cumaaaaaaa
kekurangannya di ENDING. kan sangat disayangkan endingnya gitu.
kelebihannya di RAYUAN si TROY . and ..
pndpat gw, novel ini perlu di lestraikan
mwahahaha
maksud gw di english nya
supaya kta terbiasa