Setelah neneknya meninggal dunia, Marta sang cucu putri Ilaria, kini sebatang kara. Ia tahu ibunya meninggal ketika ia masih kecil, tapi selebihnya, kisah tentang orangtuanya adalah misteri. Pada suatu hari, Marta menemukan kotak berisi buku harian ibunya dan beberapa peninggalan lainnya. Semua itu mengingatkannya bahwa mungkin saja ia masih memiliki ayah dan paman buyut. Terdorong untuk mengetahui masa lalunya, Marta memutuskan meninggalkan rumah neneknya dan pergi mencari ayah dan paman buyutnya, yang ia percaya masih hidup.
Dengarlah Suaraku, yang merupakan lanjutan Pergilah ke Mana Hati Membawamu, adalah kisah sangat indah tentang kebutuhan manusia untuk mencari akar dirinya di masa lalu.
Lahir di Trieste pada tahun 1957, Susanna Tamaro tumbuh besar di bawah asuhan neneknya, yang menggantikan peran orangtuanya setelah mereka bercerai. Setelah lulus sekolah guru ia pergi ke Roma untuk belajar menjadi sutradara film. Pada tahun 1979 ia bekerja sebagai asisten Salvatore Samperi untuk film berjudul Liquirizia. Di film itu ia muncul sebentar sebagai pemain pinball yang obsesif. Ia mengawali karier filmnya dengan sejumlah film dokumenter televisi. Sambil bersekolah ia juga menulis novel dan cerita pendek. Pada tahun 1989 terbitlah La testa fra le nuvole - The Head Among the Clouds - yang meraih penghargaan bergengsi Elsa Morante. Kepiawaiannya menulis semakin terbukti ketika pada tahun 1991 ia menerbitkan kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Per voce sola - For Solo Voice - yang memenangkan penghargaan para kritikus, Pen Club. Karyanya ini diikuti buku anak-anaknya yang berjudul Cuore di Ciccia (1992), dan akhirnya pada tahun 1994 Va` dove ti porta il cuore - Pergilah Ke Mana Hati Membawamu - yang menjadi sukses besarnya. Novel ini menjadi novel Italia paling sukses abad itu, dan telah terjual sebanyak 2.500.000 copy.