Ada tiga hal yang sangat disesali Pri dalam kehidupannya: namanya, bentuk tubuhnya, dan kampusnya.
Andai Papa dan Mama tidak menamakannya “Princess”, pasti tidak ada seorang pun yang menertawakannya saat dosen sedang mengabsen. Kalau bentuk tubuhnya indah seperti Ditya, sahabatnya, pasti Ryan tidak akan menjatuhkan pilihan pada Vivian, cewek cantik yang angkuh itu. Dan, kalau saja Papa miliuner, tentu Pri bisa kuliah di jurusan fashion design yang lumayan mahal itu, bukannya di fakultas hukum yang setengah mati membosankan ini.
Tapi, segala sesuatu yang dimiliki seseorang akan terus dibawa sampai mati, kan? Buat apa disesali? Yang bisa kita lakukan hanyalah menerima kenyataan atau berusaha mengubahnya. Dan Pri memutuskan untuk melakukan pilihan yang kedua.
Lahir pada tanggal 30 Mei 1983. Anak kedua dari tiga bersaudara. Hobinya jalan-jalan, menggambar, main keyboard, dan nulis. Donna bercita-cita jadi seorang desainer. "Pengen kayak Kanaya Tabitha." katanya. Makanya, waktu temen-temennya milih jurusan kedokteran, teknik, hukum, psikologi, dan lain-lain, alumnni SMUN 8 Jakarta ini malah banting setir ke Universitas Negeri Jakarta, program Tata Busana. Klo ditanya kenapa, dengan santainya dia menjawab," itu tandanya anak lapan merambah ke segala bidang. Hehehe..."