Usaha untuk mengelola sumberdaya alam secara ramah-lingkungan dan berkelanjutan, sering bertentangan dengan kepentingan ekonomi jangka-pendek penduduk setempat, yang penghidupannya secara langsung berkaitan dengan penggunaan sumberdaya alam tersebut. Catatan seribu hari di bali barat ini menunjukan bahwa upaya tersebut, meski sulit, tidaklah mustahil. Ria fitriana, sang penulis, dengan runtut mencatat bagaimana masyarakat nelayan yang semula menangkap ikan dengan menggunakan bom ikan dan racun potas, sehingga merusak lingkungan dan mematikan terumbu karang,secara bertahap berubah menjadi masyarakat petani rumput laut yang tekun merawat tanaman mereka dan lingkungan laut tempat mereka bertani. Para ibu perdesaan setempat pun menjadi mandiri karena bertransformasi dari ibu rumah tangga menjadi produsen makanan olahan rumput laut.