7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan
Amir Sjarifoeddin: Tempatnya dalam Kekristenan dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (Soft Cover)
oleh Frederiek Djara Wellem

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN13 : 9789792573848
Tanggal Terbit : 26 November 2009
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Jala Permata Aksara
Dimensi : 150 mm x 230 mm



Deskripsi:
Semasa Orde Baru konstruksi sejarah Indonesia praktis menjadi milik penguasa. Penulisan dan penerbitan biografi para tokoh pejuang kemerdekaan yang dianggap mengancam otentisitas versi pemerintah dilarang. Demikian halnya dengan buku ini yang dulu pernah diterbitkan dengan pada tahun 1984 dengan judul Amir Sjarifoeddin: Pergumulan Imannya dalam Perjuangan Kemerdekaan. Buku ini pada dasarnya adalah tesis penulis untuk gelar magister teologi pada Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Selain itu pelarangan juga terjadi pada majalah Prisma pada tahun 1982 ketika menerbitkan ringkasan biografi Amir Sjarifoeddin pada hari ulangtahunnya ke 75. Dalam buku ini diuraikan siapakah tokoh Mr Amir Sjarifoeddin, bagaimana peranannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan dalam mempertahankan kemerdekaan itu. Jabatan-jabatan apa yang pernah didudukinya, sebelum beliau ditembak mati pada 19 Desember 1948. Mengapa Amir jatuh ke dalam pelukan Muso dan mengadakan pemberontakan terhadap negara yang susah payah diperjuangkannya. Dibahas juga dalam buku ini perannya dalam kekristenan di Indonesia.

Kategori dan Rangking Bestseller:

Pelanggan yang membeli buku ini juga membeli:
Halaman 1 dari 1
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Dr. Toeti Heraty Noerhadi
Rp. 200.000
Rp. 160.000
Stock di Gudang Supplier
(Soft Cover)
oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, MF Mukthi
Stock tidak tersedia
oleh Ully Hermono dan Peter Kasenda
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
Stock tidak tersedia

Review Konsumen:
5 100%
4 -
3 -
2 -
1 -
5.0
1 Review
Tulis Review Anda
Mendudukkan Amir Sjarifoeddin
oleh Erix Hutasoit pada Selasa, 29 Desember 2009
KATA HEBAT! Itu belumlah cukup mendeskripsikan Amir Sjarifoeddin. Amir sejajar dengan Tan Malaka: Pahlawan Nasional.

Jika Tan Malaka telah menggagas ide Indonesia lewat Naar de Republiek Indonensia (1925); tiga tahun kemudian disusul Mohammad Hatta lewat Indonesia Vrije (1928) dan delapan tahun dari Hatta Soekarno menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933), maka Amir mendahului Soekarno sebagai kandidat proklamator kemerdekaan Indonesia.

Tahun 1945 menjelang Jepang jatuh, orang-orang muda bergegas memerdekakan Indonesia. Pemuda radikal seperti pendukung Sutan Sjahrir dan pendukung Tan Malaka bersepakat: proklamasi segera dilakukan setelah kekalahan Jepang diumumkan. Seorang yang konsisten melawan fasisme Jepang dan dikenal luas dipilih sebagai proklamator. Namanya: Amir Sjarifoeddin.

Sayang! Amir sedang dipenjara Jepang saat itu. Ada saran untuk membebaskan Amir namun ditolak. Alasannya: Amir bisa terbunuh. Pilihan proklamator lalu digilir kepada Sjahrir. Sjahrir tidak bersedia. Sjahrir menyarankan agar Soekarno – Hatta yang didaulat membaca teks proklamasi.

Indonesiapun merdeka. Kabinet pertama terbentuk (19 Agustus – 14 November 1945). Nama Amir tercantum sebagai Menteri Penerangan. Saat dilantikan Amir hanya bercelana pendek. Maklum saja, karena dia langsung dijemput dari penjara untuk pelantikan.

Lahir di Medan, Sumatera Utara, 12 Mei 1907. Amir dikenal sebagai pemuda cerdas, orator ulung, pluralis, dan pecandu musik klasik. Amir bersahabat dengan seniornya Mr.Muhammad Yamin. Kemampuan berorasinya hanya bisa disejajarkan dengan Soekarno. ... Baca Selengkapnya
Apakah review ini bermanfaat bagi Anda?
Tulis Review Anda