“Tak mengertikah engkau? Sudah kulakukan dan kukorbankan apa saja untuk mendapatkanmu, tapi kenapa tak bisa kau terima saja lamaranku? Kenapa tak bisa kau memilihku saja? Kenapa tak bisa kau cintai aku saja?”

Jika cinta Tunggul sehangat percikan api, sparks, dan cinta Daniel laksana angin lembut di musim semi, spring, maka cinta Gerald sejuk bagai deburan ombak, splash, lalu cinta seperti apa yang dicari oleh Vomi, dan siapa yang menjadi pilihan terakhir Vomi? Cinta seperti apa yang sebenarnya Vomi inginkan?
Dari Jakarta hingga ke Jepang, dari Danau Toba hingga ke Paris, sejauh apa dia harus pergi untuk menemukan jawaban?

Selalu ada pilihan, kita hanya tak berani menanggung risikonya.

*****

Kocak. Lucu. Iseng banget! Itulah tipe tulisan Almino. Tapi juga inspiratif! Terima kasih sudah mengingatkan aku pada kekuatan impian! Ganbareba, Nantokanaru kara ne…
--Yulia Astuti, 35 tahun, Founder Moz5 Salon Muslimah, Jakarta

Tidak seperti kebiasaan saya bila membaca novel, yaitu terpaksa harus melewatkan beberapa kalimat, alinea, bahkan beberapa halaman karena membosankan..., Mino berhasil "menyuruh" saya membaca kalimat demi kalimat dalam novelnya hingga selesai. Mino berkali-kali seperti memunculkan hidden memory sehingga rangkaian kenangan saya menjadi lebih komplet dan jelas. Pada diri tokoh-tokoh dalam novelnya, Mino bagaikan berhasil "mengaktualisasikan" kepingan-kepingan bagian hidup saya selama puluhan tahun... Sungguh, imajinasi yang hebat!
--Raja Pantun L.Gaol, 40 tahun, Animal Scientist, Cirebon

Saya sempat begadang karena membaca novel-novelnya dan tidak bisa berhenti membaca karena penasaran ingin tahu akhir ceritanya. Thumbs up untuk Mino dan saya tidak ragu untuk merekomendasikan novel-novelnya yang bermutu dan light hearted!
--Iva Payne, 32 tahun, London, UK

Membaca trilogy novel Mino bagai meluncur ke masa lalu naik jet coaster! Kadang ngakak, kadang terharu, kadang gemas. Ada manisnya cinta monyet, pahitnya cinta muda, serunya masa remaja, dan indahnya kenal Tuhan. Seperti jet coaster dengan tanjakan dan turunannya, Mino nggak pernah berhenti memberi kejutan, bahkan di dalam satu lembar halaman! Sebuah novel yang menginspirasi hidup saya, bahwa hidup tidak selalu mudah, tapi semua indah pada waktu-Nya.
--Eva Hutagalung, 33 tahun, Host "House and Living" DAAI-tv, Jakarta