Buku ini memang merupakan penggal kedua. Penggal pertamanya berjudul tersebab haku melayu. Perbedaan yang hanya satu huruf "h" ini memberi makna besar bagi pengucapan sajak-sajak penyairnya. Melayu tidak saja terletak pada perspektif geopolitik, tetapi suatu lintas peradaban. Sebagian sajak dalam buku ini sudah dimuat di berbagai penerbitan seperti Tempo, Kompas, Republika, Jawa Pos, Suara Pembaruan, Riau Pos, dan Padang Ekspres.
Di sini Melayu adalah sebab adalah kodrat adalah takdir adalah sejarah adalah guratan tulisan. Menulis puisi adalah menulis di atas tulisan. Menarik bagi saya melihat dalam buku ini bagaimana tarik-menarik yang mempesona antara puisi dan sejarah" (Sutardji Calzoum Bachri, penyair)