IA BANGKIT, sengaja. Berjalan ke cermin di ruangan itu, ia ingin tahu. Tiba-tiba, kaget--tak percaya pada apa yang dilihatnya saat itu. Di dalam cermin, dilihatnya sesosok mayat. Buruk, amat buruk wajah mayat itu. Dan ia takkan percaya: wajah itu, wajahnya...
ELIE WIESEL dilahirkan sebagai keturunan Yahudi. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Ketiga kakaknya perempuan semua. Masa kanak-kanaknya dihabiskannya untuk mempelajari ajaran agama Yahudi, hingga memasuki masa remajanya. Ayahnya, dikenal masyarakat sebagai seorang tokoh. Pelbagai kesulitan banyak ditanyakan kepadanya, meski ayahnya itu bukan seorang rabi (pemuka agama) Yahudi. Tak sedikit ternyata andilnya dalam menanamkan kepercayaan Yahudi kepada Wiesel.
Sayang, perang tiba-tiba meletus. Tentara Jerman banyak menangkapi orang-orang Yahudi; mengirim, memusnahkan mereka di dalam kamp-kamp tawanan. Cuma celakanya, orang-orang Yahudi di mana Wiesel tinggal, tak mempercayai kabar itu. Orang yang menceritakan kabar itu disangsikan. Ada yang didustakan, malah! Termasuk seorang rabi terkemuka di situ. Si rabi ini, padahal, pernah melihat dan mengalaminya langsung. Beruntung saat itu ia dapat lolos, meski kakinya tertembak, dengan pura-pura mati. Si rabi, yang kebetulan salah seorang guru Wiesel, telah berusaha meyakinkan mereka. Pemusnahan cuma tinggal tunggu waktu.
Dan terjadilah penangkapan itu. Wiesel dan orang-orang Yahudi di sekitarnya tak menyangka bakal mengetahui banyak, melihat banyak tentang pemusnahan yang dikabarkan itu. Sungguh,
... Baca Selengkapnya